A.
Pengertian Aliran Uang
Aliran Uang (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang
berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan
kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih
dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Aliran Uang adalah arus masuk dan
arus keluar uang atau setara uang. Laporan aliran uang merupakan revisi dari
mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya.
Laporan aliran uang merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus
kas yaitu :
1. Cash inflow
Cash inflow adalah aliran uang yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan uang (penerimaan uang). Aliran uang masuk (cash inflow) terdiri dari:
• Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
• Penagihan piutang dari penjualan kredit.
• Penjualan aktiva tetap yang ada.
• Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
• Pinjaman/hutang dari pihak lain.
• Penerimaan sewa dan pendapatan lain.
2. Cash out flow
Cash out flow adalah aliran uang yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran uang. Aliran uang keluar (cash out flow) terdiri dari :
• Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
• Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
• Pembelian aktiva tetap.
• Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
• Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
• Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.
Laporan aliran uang ini memberikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode
tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan
operasi, investasi dan pendanaan.
Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan aliran uang harus melaporkan
arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.
Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.
Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain.
Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari
sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di
neraea. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena
pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga
dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.
Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan. Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.
B.
Penyusunan Aliran Uang ( Cash Flow) Dan Perhitungannya
Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1. Menentukan minimum kas
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
Cash flow memuat tiga bagian utama, yang terdiri dari:
1. Cash in flow, pada bagian ini mengidentifikasi sumber-sumber
dana yang akan diterima , jumlah dananya dan waktu dalam periode tersebut, yang
akan dihasilkan berupa penjualan tunai, penjualan kredit yang akan menjadi
piutang, hasil penjualan aktiva tetap dan penerimaan lainnya. Perincian kas ini
terdiri dari dua sifat, yaitu kontinyu dan intermitan.
2. Cash out flow, pada bagian ini berhubungan dengan
pengidentifikasian semua kas yang sudah diantisipasi, antara lain pembelian
barang dagang baku, pembayaran hutang, upah, administrasi, dan pengeluaran
lainnya. Cash out flow juga punya dua sifat yang sama yaitu kontinyu dan
intermitan
3. Financing (pembiayaan), pada bagian ini menunjukan besarnya
net cash flow dan besarnya kebutuhan dana jika terjadi deficit.
CONTOH SOAL
Berikut ini adalah estimasi penerimaan dan pengeluaran perusahaan PT. Usaha Anda yang bergerak dibidang industri makanan dalam waktu enam bulan.
Untuk menyusun proyeksi arus kas untuk bulan January sampai
dengan bulan juni, dilakukan dengan asumsi sebagai berikut :
• Saldo kas awal Rp 10,000,000
• Saldo kas minimum yang harus dipertahankan sebesar Rp 10,000,000/bulan
• Platfond pinjaman yang diberikan oleh bank adalah sebesar Rp 50,000,000 dengan bunga 10 % flat jangka waktu 1 tahun, tetapi pencairannya sesesuaikan dengan kondisi arus kas pada perusahaan.
• Saldo kas awal Rp 10,000,000
• Saldo kas minimum yang harus dipertahankan sebesar Rp 10,000,000/bulan
• Platfond pinjaman yang diberikan oleh bank adalah sebesar Rp 50,000,000 dengan bunga 10 % flat jangka waktu 1 tahun, tetapi pencairannya sesesuaikan dengan kondisi arus kas pada perusahaan.
ESTIMASI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
PT.USAHA ANDA
Periode januari – February 2006
(dalam jutaan rupiah)
ASUMSI PENERIMAAN
ASUMSI PENGELUARAN
Dari asumsi penerimaan dan pemasukan yang akan didapat pada enam
bulan mendatang maka dapat disusun estimasi penerimaan dan pengeluaran dibawah
ini :
Setelah menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran, dapat
terlihat bahwa pengeluaran pada bulan January lebih besar dari penerimaannya,
sehingga perusahaan mengalami deficit sebesar Rp 2,000,000. untuk menutupi
deficit tersebut perusahaan menggunakan fasilitas pinjaman yang diberikan oleh
bank. Besarnya pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan, dalam hal ini maka untuk
menjaga saldo kas minimum yang harus dipelihara perusahaan maka perusahaan
menggunakan pinjaman dana sebesar Rp 2,000,000 dengan syarat ketentuan diatas.
Untuk melihat apakah perusahaan tersebut fleksibel atau tidak maka dapat
dilihat estimasi cash flow di bawah ini :
Dari estimasi tersebut, kas perusahaan menunjukan hasil yang
surplus dan perusahaan dapat mengembalikan pinjaman bank sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan dan pada akhirnya perusahaan tersebut secara financial
dapat dikatakan flexible.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita lihat manfaat dari cash flow
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita lihat manfaat dari cash flow
1. Cash flow merupakan alat pengkontrol keuangan perusahaan dan
sebagai alat ukur keberhasilan dalam mencapai target yang di tetapkan, dapat
juga digunakan sebagai alat penaksir kebutuhan di masa yang akan datang..
2. Dalam penyusunan cash flow harus diperhatikan yang mana saja
yang dapat mempengaruhi dan yang tidak dapat mempengaruhi contoh; pengakuan
adanya kerugian piutang, adanya pengkuan atau pembebanan depresiasi, adanya
pembayaran stock defidend merupakan sesuatu yang tidak mempengaruhi cash flow.
3. Bagi kreditor atau bank dengan laporan cash flow dapat
menilai kemampuan perusahaan dalam mambayar bunga atau mengembalikan
pinjamannya.
4. Pada intinya aliran cash flow dengan sumber-sumber dan
penggunaan dana adalah sama dan perhitungan penerimaan cash flow hanya
memasukan penjualan secara tunai sedangkan hasil penjualan kredit baru akan
dimasukan setelah benar-benar diterima secara tunai.
5. Dalam penerapannya sebelum membuat cash flow, tentukan
besarnya kas minimum yang tersedia (safety cash balance), apabila pada estimasi
cash out flow lebih besar dari pada cash flow in maka akan terjadi deficit.
Salah satu cara untuk menutup deficit tersebut adalah dengan mengajikan
pinjaman ke bank
6. Asumsi merupakan suatu konsep dasar yang harus diterapkan
walau pun angapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, semakin banyak
anggapan yang digunakan (pada umumnya tidak sesuai kenyataan) akan banyak
kelemahan pada analisa tsb
Seperti yang telah diketahui bersama, bahwasanya semua kegiatan
investasi dimulai dan diukur dengan uang dan waktu. Oleh karena itu,
perhitungan kelayakan investasi didasarkan pada aliran uang masuk (cash flow)
dan nilai uang yang dikaitkan dengan waktu (time value of money). Untuk
memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber yang ada.
Yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal adalah masa
pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu. Tingkat pengembalian ini
tergantung dari perjanjian dan estimasi keuntungan yang akan diperoleh pada
masa-masa yang akan datang. Estimasi keuntungan diperoleh dari selisih
pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan
sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh karena itu perlu
dibuatkan estimasi pendapatan dan biaya sebelum usaha dijalankan.
Dalam membuat estimasi pendapatan yang akan diperoleh dimasa
yang akan datang perlu dilakukan perhitungan secara cermat dengan membandingkan
data dan informasi yang ada sebelumnya. Begitu juga dengan estimasi biaya-biaya
yang akan dikeluarkan selama periode tertentu, termasuk jenis-jenis biaya yang
akan dikeluarkan perlu dirinci serinci mungkin. Semua ini tentunya menggunakan
asumsi-asumsi tertentu yang akhirnya akan dituangkan dalam aliran kas (cash
flow). Jadi cash flowmerupakan aliran kas yang ada di perusahaan dalam
suatu periode tertentu yang mengambarkan berapa uang yang masuk (cash in)
keperusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut juga menggambarkan uang yang
keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Dengan dibuatnya
aliran kas perusahan ini, hal ini dapat memudahkan para investor untuk dapat
menilai kelayakan investasi secara finansial.
Ada 2 cara dalam menghitung cash flow, yaitu:
1.
Kas Masuk Bersih= EAT+
Penyusutan.
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal sendiri.
2.
Kas Masuk Bersih=
EAIT+Penyusutan+Bunga (1-tax)
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal pinjaman.
Contoh Cash Flow
Uraian
|
Menurut lap. Akuntansi
|
Keterangan
|
Arus Kas
|
1. Pendapatan
|
Rp. 400 juta
|
Kas Masuk
|
Rp. 400 juta
|
2. Biaya-Biaya
-Total Biaya
-Penyusutan
|
Rp. 200 juta
Rp. 100 juta
|
Kas Keluar
Kas Masuk
|
Rp. 200 juta
Rp. 100 juta
|
3. Laba Sebelum
pajak (EBT)
|
Rp. 100 juta
|
||
4. Pajak 50%
|
Rp. 50 juta
|
||
Laba Setelah Pajak
(EAT)
|
Rp. 50 juta
|
Cash flow = EAT+Penyusutan
= 50 juta + 100 juta
= 150 juta
Catatan:
EBT = Earning Before Tax (Laba Sebelum Pajak)
EAT = Earning After Tax (Laba Setelah Pajak)
Khusus bagi perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak
melakukan ekspansi atau perluasan usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari
laporan keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan yang dinilai biasanya
adalah neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode (Kasmir &
Jakfar, 2005:137).
1.
b. Net Present Value
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Berbeda
Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek
investasi sebesar Rp. 50 jutaselama 5 tahun, dengan tingkat pengembalian yang
disyaratkan 20 %, perkiraan arus kas (cash flow)pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan
analisis NPV!
Rumus.
CF1 CF2 CF3
CFN
PV =
+
+
+….+
– OI
(1+i)1 (1+i)2 (1+i)3
(1+i)n
NPV= ∑ PV Cash flow – Nilai
Investasi (Original investment)
Tahun
(1)
|
Cash Flow
(2)
|
Interest Rate
(3)
|
Present Value
(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,833
|
Rp. 14.577.500
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,694
|
Rp. 13.186.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,579
|
Rp. 11.869.500
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,482
|
Rp. 10.604.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,402
|
Rp. 9.849.000
|
Total present value
Original investment
|
Rp. 60.086.000
Rp. 50.000.000
|
||
Net Present Value
|
Rp.10.086.000
|
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut
sebaiknya diterima karena NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta
yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present
value cash flow sebesar Rp. 10.086.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi
sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas(cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar
Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20
%.
Tahun
(1)
|
Cash Flow
(2)
|
Intrest Rate
(3)
|
Present Value
(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 25.000.000
|
0,833
|
Rp. 20.825.000
|
2
|
Rp. 25.000.000
|
0,694
|
Rp. 17.350.000
|
3
|
Rp. 25.000.000
|
0,579
|
Rp. 14.475.000
|
4
|
Rp. 25.000.000
|
0,482
|
Rp. 12.050.000
|
5
|
Rp. 25.000.000
|
0,402
|
Rp. 10.050.000
|
Total present value
Original investment
|
Rp. 74.750.000
Rp. 50.000.000
|
||
Net Present Value
|
Rp. 24.750.000
|
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut
sebaiknya diterima kerena NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta
yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present
value cash flow sebesar Rp. 24.750.000
1.
Profit Sharing
Dari contoh diatas. Disini peneliti ingin mengadakan
perbandingan dalam menilai kelayakan investasi melalui contoh yang sama dengan
menggunakan analisis Profit Sharing, dengan tetap melihat perkiraan cash
flow.
Contoh:
Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek
investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun dengan nisbah bagi hasil 80:20,
perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
Tahun
|
Arus kas
|
1
|
17.500.000
|
2
|
19.000.000
|
3
|
20.500.000
|
4
|
22.000.000
|
5
|
24.500.000
|
Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan
analisis profit sharing!
Tahun
(1)
|
Cash flow
(2)
|
Nisbah Bagi Hasil
(3)
|
Profit Sharing
(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,2
|
Rp. 3.500.000
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,2
|
Rp. 3.800.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,2
|
Rp. 4.100.000
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,2
|
Rp. 4.400.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,2
|
Rp. 4.900.000
|
Total Profit
Jumlah Investasi
|
Rp. 20.700.000
Rp. 50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. -29.300.000
|
Berdasarkan analisis Profit Sharing, usulan proyek
investasi tersebut sebaiknya ditolak, karena jumlah Profit Sharing lebih
kecil dari jumlah investasi. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang
diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit
sharing cash flowsebesar Rp. -29.300.000
Namun, dalam analisis profit sharing besar kecilnya
nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara bersama dengan berlandaskan prinsip
keadilan. Artinya dalam hal ini, pihak investor dapat menawar kembali jumlah
nisbah tersebut. Misalnya, berdasarkan kesepakatan antara pihak pengelola dana
dan pihak pemberi dana terjadi kesepakatan nisbah bagi hasil 50:50
Tahun
(1)
|
Cash flow
(2)
|
Nisbah Bagi Hasil
(3)
|
Profit Sharing
(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 17.500.000
|
0,5
|
Rp. 8.750.000
|
2
|
Rp. 19.000.000
|
0,5
|
Rp. 9.500.000
|
3
|
Rp. 20.500.000
|
0,5
|
Rp. 10.250.000
|
4
|
Rp. 22.000.000
|
0,5
|
Rp. 11.000.000
|
5
|
Rp. 24.500.000
|
0,5
|
Rp. 12.250.000
|
Total Profit
Jumlah Investasi
|
Rp. 51.750.000
Rp. 50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. 1.750.000
|
Berdasarkan analisis profit sharing dengan nisbah
50:50, jumlah profit adalah Rp. 1.750.000. Artinya, jika proyek
investasi ini terjadi investor akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp.
1.750.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi
sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas(cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar
Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan
dengan nisbah bagi hasil 80:20.
Tahun
(1)
|
Cash flow
(2)
|
Nisbah Bagi Hasil
(3)
|
Profit sharing
(4)=(2)x(3)
|
1
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
2
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
3
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
4
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
5
|
Rp. 25.000.000
|
0,2
|
Rp. 5.000.000
|
Total Profit
Jumlah Investasi
|
Rp. 25.000.000
Rp. 50.000.000
|
||
Profit Sharing
|
Rp. -25.000.000
|
Berdasarkan kriteria Profit Sharing, usulan proyek
investasi tersebut sebaiknya ditolak kerena Profit-nya negatif. Artinya
dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek
tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flowsebesar Rp.
-25.000.000
Akan berbeda hasilnya, jika dengan contoh yang sama, namun
besaran nisbah bagi hasilnya 60:40,
Cash flow = 25.000.000 x 0,4 = 10.000.000
Waktu investasi = 10.000.000 x 5 = 50.000.000
Artinya, jika proyek investasi tersebut diterima, dengan nisbah
bagi hasil 60:40 jumlah antara profitdan modal itu sama (impas).
Penilaian kelayakan investasi dengan menggunakan NPV, yang
mengedepankan analisis kelayakan finansial, tentu akan menolak proyek investasi
dengan nilai cash flowbersih yang lebih kecil dari modal, karena pihak
investor akan mengalami kerugian. Akan tetapi, dalam prinsip Islam, investasi
seharusnya tidak dengan menentukan keuntungan dimuka, tapi dilakukan melalui
bagi hasil baik dalam keadaan untung maupun situasi rugi (profit and loss
sharing). Prinsip ini lebih menjunjung keadilan, karena hasil akhir suatu
kegiatan bisnis sebenarnya tidaklah pasti. Bila penentuan keuntungan dimuka,
maka kemungkinan besar salah satu pihak akan mengalami kerugian, sedangkan
Islam menghendaki dilakukannya perhitungan bagi hasil secara adil dengan
melibatkan penyedia dana maupun pelaku aktivitas usaha.
C. Transformasi Karakteristik Alternatif Proyek Kedalam
Dimesi Moneter
Karakteristik Proyek
Karakteristik sebuah proyek memiliki konsep sebagai berikut :
1. Manajemen Proyek bersifat kondisonal dan sementara karena
waktu mempengaruhi dalam pengerjaan yang dipastikan awal dan akhirnya kapan
terjadi.
2. Manajeman Proyek memiliki kewenangan biaya karena biaya
tersebut memperngaruhi manajemen proyek tersebut berjalan
3. Kualitas membatasi dalam manajemen proyek
4. Manajemen proyek tidak berulang bisa dikatakan tidak akan
terjadi lagi setelah selesai dalam sebuah penugasan yang disepakati.
Batasan dalam Proyek
Setiap pekerjaan atau tugas pasti ada batasan begitu pula dengan
proyek itu sendiri terdapat 3 batasan yang menentukan kualitas. Berikut ini
batasan dalam sebuah proyek :
§ Scope : Memiliki ketentuan tujuan sebuah proyek secara
keseluruhanyang bisa dilakukan dengan menentukan batasan-batasan apa saja
yang akan diambil untuk efisien dan efektif dalam proyek untuk kontrol
kualitas. Kontrol kualitas juga sangat mempengaruhi di proyek itu sendiri.
§ Cost : Biaya termasuk hal yang paling berpengaruh besar
untuk sebuah proyek. Seperti biaya yang tersedia berserta pengeluarannya. Jika
tidak di kelola dan di manfaatkan dengan baik bisa jadi sebuah proyek akan
terhenti. Dan tidak lupa dalam cost (biaya) mempengaruhi unsur seperti
pekerja non-displiner, bahan baku, dan peralatan pendukung proyek dan
lain-lain.
§ Time : Percayalah mengerjakan sesuatu pasti memerlukan
waktu dan proyek juga memiliki waktu khususnya dalam proses pembuatan proyek
yang memerlukan jangka waktu pengerjaan yang terstruktur untuk menghasilkan
hasil yang baik. Oleh karena itu tidak bisa dilakukan dengan asal dan tidak memiliki
timeplan karena bisa berakibat proyek tersebut tidak selesai tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA : https://mfahrulrozi14.wordpress.com/2016/10/04/aliran-uang-cash-flow-dan-penyusunannya/